Senin, 27 Maret 2023
06 Ramadan 1444 H
Home / Inovasi / SEF Gunadarma dan FoSSEI Sukses Selenggarakan Seminar Nasional
Dua Seminar Nasional yang diselenggarakan bertema “Increasing Youth Enthusiasm of Research and the Impact to Society dan Writings with Benefit: Carrier and Study Abroad”

Sharianews.com, Jakarta ~ Sharia Economic Forum (SEF) Universitas Gunadarma bersama Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam Jabodetabek (FoSSEI Jabodetabek) menyelenggarakan dua Seminar Nasional dengan tema “Increasing Youth Enthusiasm of Research and the Impact to Society dan Writings with Benefit: Carrier and Study Abroad”.

Baca juga: Zakatnomics: Upaya Peningkatan Ekonomi Masyarakat Melalui Zakat

Research Camp yang berlangsung di Universitas Gunadarma, Depok, 18 Januari 2020 ini merupakan agenda tahunan dari FoSSEI Jabodetabek. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan budaya menulis dan meneliti serta meningkatkan kemampuan dan membantu mengembangakan kemampuan menulis bagi mahasiswa.

Harapannya, mahasiswa menjadi termotivasi dan semangat dalam melakukan penelitian serta memberikan pemahaman mengenai literasi riset terkhusus bidang ekonomi syariah.

Pembicara pertama, Dosen dan Peneliti Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI, Ai Nur Bayinah menyampaikan pendapat John Creswell bahwa research is a process of steps used to collect and analyze information to increase our understanding of a topic or issue.

“Sejak kedatangan Thariq bin Ziyad pada 711 M hingga akhirnya terjadi “Inkuisisi Spanyol”, menurutnya, tidak hanya berdampak pada yang menyebabkan hilangnya jejak Islam di tanah Eropa,” jelasnya.

Melainkan pula lenyapnya kepercayaan terhadap seluruh agama. Karena kurangnya akses terhadap ajaran gereja yang asli, tidak ada pilihan bagi masayarakat saat itu, kecuali mencoba menciptakan sendiri sebuah pemahaman rasional bagi eksistensi mereka, yang akhirnya melahirkan dilema bernama “Spirit Ilmiah”.

Terkait manfaat penelitian, Ai memaparkan di antaranya, dapat memberi nilai tambah bagi pengetahuan, meningkatkan keoptimalan implementasi, membuka ruang diskusi mengenai kebijakan, dan memberikan pemahaman yang lebih baik.

Pembicara kedua, Wakil Direktir Pendidikan dan Riset Keuangan Syariah Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) Muhammad Quraisy mengatakan, strategi dasar yang dapat dilakukan dalam riset terbagi beberapa hal.

“Peningkatan kapasitas riset dan pengembangan, peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia, penguatan fatwa regulasi dan tata kelola, serta peningkatan kesadaran publik,” tutur Quraisy.

Pemateri ketiga, Kepala Bagian Litbang dan Diklat, Kementerian Agama Abdurrahman Rahman Mas’ud menyampaikan, penelitian dasar adalah penelitian yang dilakukan untuk tujuan mengembangkan teori-teori ilmiah atau prinsip-prinsip dasar suatu disiplin ilmu.

“Penelitian terapan adalah penelitian yang diarahkan pada perumusan atau penemuan prinsip-prinsip ilmiah yang dapat digunakan untuk memecahkan beberapa masalah praktis (bisnis, dan pemerintahan),” papar Rahman.

Kemudian, penelitian kebijakan adalah penelitian (deskriptif, analitis, kausasional) yang diarahkan pada perumusan atau penemuan prinsip-prinsip ilmiah untuk merekomendasikan, mengevaluasi implementasi dan dampak, mengembangkan proyeksi, atau menyangkal kebijakan pemerintah.

Sedangkan penelitian kebijakan keagamaan adalah penelitian (deskriptif, analitik, atau kausal) yang diarahkan pada perumusan atau penemuan prinsip-prinsip ilmiah untuk merekomendasikan, mengevaluasi implementasi dan dampak, mengembangkan proyeksi, atau menyangkal kebijakan pemerintah tentang masalah agama.

Menurut Mas’ud, isu kontemporer selain dapat dijaring dari dinamika keseharian sebagaimana terekam dalam pemberitaan media massa, bisa juga dari evaluasi implementasi program yang telah (existing) berjalan. Isu sangat dinamis, topiknya beragam dan memerlukan kepekaan peneliti.

Kegiatan dilanjutkan dengan seminar kedua dengan pemateri; Pengamat Ekonomi Syariah United Nations Development Programme, Greget Kalla Buana, Asisten Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, Rifki Ismal, dan Kepala Divisi Pasar Modal Syariah Bursa Efek Indonesia, Irwan Abdalloh.

 

Reporter: Aldiansyah Nurrahman Editor: Achi Hartoyo