Sharianews.com, Jakarta ~ Di dalam Rukun Islam, perintah membayar zakat disandingkan dengan perintah salat. Hal tersebut mengindikasikan bahwa zakat wajib untuk ditunaikan.

Analis sekaligus Direktur Center of Islamic Business and Economic Studies (CIBEST) Irfan Syauqi Beik mengatakan bahwa zakat harus dimaknai sebagai satu ibadah yang komprehensif.

"Karena ibadah zakat ini memiliki tujuan yang sangat mulia. Pertama adalah dari sisi penguatan keimanan personal kita, jadi ibadah zakat ini adalah ibadah yang merefleksikan ketundukan kita kepada ketentuan Allah," ujar Irfan dikutip dari acara Economic Challenge Zakat Bermanfaat, Selasa (4/6).

Irfan menambahkan, fungsi ibadah zakat yang kedua merupakan instrumen ibadah yang memiliki dimensi sosial yang sangat kuat.

"Zakat bertujuan untuk menciptakan tatanan masyarakat dalam rangka melahirkan masyarakat yang sakinah. Masyarakat yang sakinah itu artinya secara struktur hubungan sosialnya itu sangat solid dan kuat," sambung Irfan yang juga menjabat sekretaris World Zakat Forum.

Selain itu, lebih lanjut dikatakan Irfan, zakat mampu mengatasi berbagai macam persoalan sehingga mereka bisa melahirkan kehidupan yang bermartabat.

Ketiga zakat memiliki tujuan atau dimensi ekonomi yang sangat kuat karena posisi zakat dalam Alquran juga berfungsi sebagai instrumen ekonomi.

"Hal tersebut dikarenakan zakat mempunyai potensi yang sangat besar, apabila kemudian bisa dioptimalkan atau didayagunakan dengan baik, maka hal tersebut bisa berperan dalam pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan," ujar Irfan lagi. (*)